Safe haven adalah sebutan untuk sebuah aset investasi yang kestabilan nilainya telah teruji dalam jangka waktu panjang, yang juga bisa dikatakan sebagai aset yang bisa diandalkan ketika kondisi ekonomi global sedang tidak menentu, dan berikut ini adalah beberapa aset yang saat ini dikategorikan sebagai Safe Haven :
Bond Pemerintah AS
Dengan pemerintah Amerika yang dianggap tidak pernah gagal dalam membayar utang, maka surat berharga / bond pemerintah Amerika ini masuk dalam kategori safe haven.
Tidak hanya Amerika saja yang memiliki bond, negara-negara lain yang juga menerbitkan bond, namun dengan tingkat risikonya yang tentu berbeda, seperti misalnya negara Rusia yang pernah gagal dalam membayar bond pada tahun 2000, dan Australia yang gagal membayar bond pada tahun 1930an.
Emas
Ketersediaannya yang langka serta diiringi dengan tingkat permintaannya yang tinggi, menjadikan komuditas yang satu ini masuk dalam jajaran safe haven, namun emas bisa tidak lagi dianggap sebagai safe haven jika nilainya tiba-tiba turun hingga mendekati level terendah sepanjang sejarah.
Harga emas saat ini jauh lebih tinggi dibandingkan harga emas pada tahun 1980an, yang dimana saat itu harga emas masih berada pada level $300 hingga $400 per-ounce, namun dalam beberapa tahun terakhir ini harga emas cenderung terus merosot dari harga tertingginya pada september 2011.
Perak
Perak dapat menjadi alternatif safe haven karena karakteristiknya yang mirip dengan emas, harga perak cenderung naik ketika sedang terjadi tekanan finansial global yang ekstrim, bahkan pada beberapa kesempatan persentase kenaikan harga perak lebih tinggi dibandingkan emas, seperti misalnya pada tahun 1970 sampai dengan 1980 harga emas naik 2.060%, dan harga perak naik 2.320%.
Para pakar investasi menyarankan memilih perak fisik sebagai aset safe haven dibandingkan perak futures, karena suplai dan ketersediaan perak di dunia semakin langka, serta lebih sedikit dibandingkan ketersediaan emas fisik, kelangkaan inilah yang membuat harga perak cukup menjanjikan menjaga status safe haven-nya dimasa depan.
Japan Yen
Japan Yen (JPY) termasuk dalam safe haven karena kebijakan ekonomi dan karakter para investor-nya terhadap perubahan kondisi pasar.
Neraca berjalan Jepang mengalami surplus karena adanya pemasukan dari investasi asing yang lebih besar dibandingkan pemasukan di sektor perdagangan, ketika pasar bearish, para investor Jepang merepatriasi sejumlah uang yang mereka investasikan di luar Jepang sehingga ini dapat mendongkrak nilai tukar Japan Yen dan memicu reaksi dari investor asing yang menganggap Japan Yen sebagai mata uang safe haven.
Franc Swiss
Franc Swiss (CHF) menjadi safe haven karena stabilitas pemerintahannya, tingkat inflasi yang rendah, serta kepercayaan masyarakat pada bank sentralnya, Swiss National Bank (SNB).
Saat terjadi krisis finansial pada tahun 2008, CHF terapresiasi karena para investor beralih dari aset-aset berisiko dan menginvestasikan uang mereka dalam bentuk CHF.
Begitu pula ketika terjadi krisis keuangan Eropa pada tahun 2011, CHF terapresiasi terhadap Euro karena menerapkan pegging nilai tukar CHF terhadap Euro sebesar 1.20 CHF per 1 Euro, langkah ini diambil oleh bank sentral swiss agar nilai tukar CHF melemah terhadap Euro, sehingga daya saing ekspor Swiss tetap terjaga.
Namun pada awal tahun 2015 secara tiba-tiba bank sentral swiss mencabut pegging EUR/CHF dan tentu menjadikan CHF melambung dan Euro terjun bebas, namun peristiwa ini tidak merubah kondisi, CHF masih tetap dipercaya sebagai safe haven sampai saat ini karena kasus krisis utang yang masih menggelayuti sejumlah negara anggota Zona Euro, terutama Yunani yang sampai saat ini masih memiliki kemungkinan untuk berpisah dari Zona Euro.
Properti
Para investor individual, khususnya di Australia, menganggap bahwa tanah dan properti adalah aset safe haven yang lebih baik dibandingkan emas, karena investasi tanah dan properti dianggap paling kecil tingkat resikonya.
Namun banyak juga yang tidak puas karena harga properti terus merosot akibat pengaruh krisis finansial global dan ketidakstabilan inflasi, dan inilah yang akhirnya membuat sejumlah analis menyimpulkan bahwa properti dan tanah bisa dikategorikan sebagai safe haven, dan disaat yang sama juga tidak bisa dikatakan sebagai safe haven.
Apakah Dolar AS termasuk Safe Haven ?
Sejak perjanjian Bretton Woods yang menciptakan sistem nilai tukar tetap, beberapa negara dengan terpaksa membeli dolar AS sebagai cadangan devisa, saat itu komoditas mereka didenominasi untuk perdagangan asing, sehingga nilai dolar AS melambung dan menjadikannya sebagai safe haven.
Salah satu ekonom senior IMF, Olivier Blanchard, mengatakan bahwa reputasi dolar sebagai mata uang safe haven adalah rentan sejak krisis finansial, meskipun ekonomi AS telah membaik, masih ada masalah pembayaran utang, secara politik ekonomi AS juga sedang tidak menentu, maka dari ini Olivier Blanchard meragukan bahwa dolar AS bisa dikategorikan sebagai aset safe haven.
Semoga Bermanfaat, Happy Trading & Good Luck!