Senat Brasil akan memberikan suara pada RUU yang akan menjadikan negara itu yang terbesar di Amerika Latin untuk mengatur kripto.
RUU kripto dengan suara bulat disetujui oleh Komite Urusan Ekonomi Senat pada 22 februari lalu, yang berpotensi meningkatkan peluang untuk meloloskan pemungutan suara di lantai Senat.
Setelah disahkan oleh Senat dan majelis rendah, itu akan dikirim ke Presiden Jair Bolsonaro untuk ditandatangani menjadi undang-undang.
Undang-undang tersebut menyatakan bahwa ia memberikan pedoman untuk penyediaan layanan aset virtual.
Senator Brasil Iraja Abreu mengatakan bahwa ia berharap RUU itu akan mengekang berbagai kejahatan keuangan yang telah dilakukan dengan kripto.
“Tujuan dari proyek ini adalah untuk mengekang atau membatasi praktik ilegal, seperti pencucian uang, penghindaran pajak, dan banyak kejahatan lainnya. ada pasar yang sah, legal, yang merupakan sebagian besar pasar ini, tetapi ada pengecualian.”
Senator Iraja Abreu, yang awalnya mengusulkan RUU itu pada 2019, juga mengatakan kepada Bloomberg pada 22 Februari bahwa: “setelah peraturan ini disetujui, tren kripto akan semakin diadopsi di supermarket, dalam perdagangan, di dealer mobil.”
Dalam pengerjaan selama hampir 3 tahun, RUU tersebut mendefinisikan berbagai aspek tentang apa yang merupakan aset virtual, broker atau pertukaran, dan bagian mana dari pemerintah Federal yang memiliki yurisdiksi atas masalah tersebut.
RUU tersebut mendefinisikan aset virtual sebagai representasi digital dari nilai yang dapat diperdagangkan atau ditransfer dengan cara elektronik dan digunakan untuk melakukan pembayaran atau untuk tujuan investasi.
Menurut RUU tersebut, broker atau pertukaran kripto adalah badan hukum yang memungkinkan partisipasi dalam layanan dan ketentuan keuangan, dan melakukan pertukaran antara aset virtual dan mata uang fiat, transfer aset virtual, dan penjagaan aset virtual.
Jika RUU itu lolos, itu akan menjadikan Brasil sebagai negara terbesar di Amerika Latin yang mengatur cryptocurrency.