Setelah bergejolaknya Ekonomi Rusia karena sanksi dari AS yang memblokir Rusia dari jaringan SWIFT, Bank Sentral Rusia kini telah mengumumkan bahwa Alternatif dari Jaringan Global tersebut sudah siap digunakan.
Rusia dikeluarkan dari SWIFT setelah melakukan invasi ke Ukraina yang membuat AS dan Negara Sekutu menjatuhkan banyak Sanksi untuk memojokkannya.
Berdasarkan laporan media Rusia, Tass, Rusia telah menyediakan alternatif dari SWIFT untuk partisipasi asing yang disebut SPFS, kependekan dari "Sistema Peredachi Finansovykh Soobscheniy" / System for Transfer of Financial Messages / Sistem Transfer Pesan Keuangan.
“Kami memiliki SPFS yang bisa menggantikan SWIFT di dalam negeri, peserta dari luar negeri bisa bergabung,” ujar Kepala Bank Sentral Rusia, Elvira Nabiullina.
Dengan SPFS ini, nantinya Sistem Kartu Pembayaran Nasional akan memproses semua lalu lintas Domestik.
Elvira Nabiullina mengatakan bahwa Kartu Sistem Pembayaran Internasional yang dikeluarkan oleh Bank yang terkena Sanksi tetap berfungsi di dalam Negeri seperti biasa.
Selain menyiapkan SPFS, Rusia benar-benar bekerja dengan keras untuk menjaga kestabilan Keuangan dan harga kebutuhan guna melindungi kesejahteraan Warga dan Ekonomi secara keseluruhan.
Bank Sentral Rusia juga telah menaikkan Suku Bunga dari yang sebelumnya 9,5%, menjadi 20% per tahun sejak 28 Februari.
Pasar Saham dan Valuta asing pun turut menjadi pembenahan oleh Regulator, dengan pembatasan penjualan Sekuritas oleh penduduk asing.
Alternatif ini tentu masih jauh dari SWIFT untuk skala jaringan, jadi banyak pakar masih menyimpulkan bahwa Ekonomi Rusia masih terancam.
Disamping itu, banyak perusahaan ternama telah menarik diri dari Moskow, dan beberapa hari lalu-pun mata uangnya (Rubel) telah mengalami tekanan hebat terhadap dolar AS, bahkan Marketcap Bitcoin sempat melampauinya.
Terkait : Marketcap Bitcoin melampaui Rubel
Hyperinflasi masih tetap menjadi kekhawatiran sampai hari ini, meski beredar rumor bahwa Rusia akan menggunakan kripto untuk menghindari sanksi dari AS.