Trading dengan Broker Terbaik

Membedah Informasi Komputer Kuantum yang bisa menerobos Keamanan Blockchain


Update 8 June 2022

BENARKAH KOMPUTER KUANTUM BISA MELEWATI KEAMANAN BLOCKCHAIN ?

Terkait : Pemahaman Sederhana Blockchain

ATAU HANYA FUD ?

FUD adalah singkatan dari Fear, Uncertainty, dan Doubt.

Sebuah Strategi yang bertujuan untuk mendiskreditkan nilai sebuah Aset dengan menyebarkan Informasi yang salah untuk menanamkan kekhawatiran, sehingga bisa mendapatkan keuntungan dari harga Aset yang diharapkan jatuh atau rendah.

Informasi Ancaman Komputer Kuantum ini mulai ramai pada sekitar akhir Tahun 2019, sejak Google yang saat itu mengatakan telah membuat Komputer Kuantum yang mampu memecahkan perhitungan matematika yang sebelumnya mustahil.

Sontak kabar tersebut menimbulkan kekhawatiran dikalangan Investor Kripto mengenai Keamanan Blockchain.

Meskipun sebenarnya ini tidak hanya mengancam Keamanan Blockchain & Kripto saja, namun seluruh Keamanan Data pada hingga Sistem Perbankan, dsb.

Google menyebutnya “Quantum Supremacy

VIDEO :

Rincian Quantum Supremacy ini sebelumnya sempat diunggah ke situs NASA yang akhirnya kemudian hilang.

Namun Rincian sudah tersebar ke banyak tempat, yang salah satunya bisa anda lihat DISINI.

Komputer Kuantum Google itu dikatakan mampu melakukan komputasi 10.000 tahun hanya dalam 200 detik, inilah yang menjadi kecemasan ditengah pengadopsi Kripto, karena kemampuan ini dirasa berpotensi akan memecahkan Enkripsi yang merupakan Landasan Keamanan Blockchain

TANGGAPAN PARA PAKAR

1. Charles Hayter, CEO CryptoCompare, saat itu mengatakan "Kripto bisa diperbarui dengan Teknologi Anti Kuantum, hal ini hanya merupakan kelanjutan Perseteruan lama antara Peretas dan Pengenkripsi.”

2. Dragos Ilie, Peneliti Komputer Kuantum dan Enkripsi di Imperial College London, pada saat itu mengatakan jika “Komputer Google hanya memiliki 53 Qubits.”

“Agar berdampak kepada Bitcoin atau Sistem, dibutuhkan setidaknya 1.500 Qubits, dan sistem itu harus mampu menyatukan semuanya”, ujar Dragos Ilie.

“Seiring bertambahnya Qubits, sistem semakin menjadi tidak stabil, namun para periset bisa mencari berbagai pendekatan untuk memecahkan masalah ini. mungkin ada cara untuk meredam masalah tersebut, tetapi kita masih jauh dari bisa memecahkan Bitcoin,” tambah Dragos Ilie.

3. Pakar Blockchain & Bitcoin, Andreas Antonopoulos, Penulis Buku The Internet of Money, tidak khawatir dengan Kekuatan Komputer Kuantum yang dikatakan mengancam Keamanan Jaringan Blockchain dan Bitcoin tersebut.

Saat ditanya pada wawancara dengan Tim Cointelegraph : “Apakah Komputer Kuantum milik Google itu berdampak pada mekanisme Penambangan Bitcoin dan Kripto secara umum?”, Andreas Antonopoulos menjawab : “TIDAK”

Quantum Supremacy, sebagaimana yang disebut Google, hanya sekedar menunjukkan terapan praktis bahwa Komputer Kuantum memang mampu menyelesaikan sejumlah persoalan matematis yang sangat Rumit dan Khusus.”

“Persoalan matematis itu tidak serupa dengan persoalan yang kini kita hadapi dalam Konteks Kriptografi di Blockchain”

VIDEO :

4. Stewart Allen dari IonQ, Perusahaan yang membuat Komputer Kuantum. mengatakan bahwa akan dibutuhkan 10 Tahun sebelum Kriptografi Pasca-Kuantum menjadi persoalan penting.

Menurut Stewart Allan, “pada saat itu akan ada seseorang yang berhasil menemukan Blockchain yang tahan Kuantum.

VIDEO : https://www.dailymotion.com/video/x7c9iz0

5. Rob Campbell dari Med Cyber Security, mengatakan “badan-badan Pemerintah seringkali memiliki Teknologi yang jauh lebih canggih dibandingkan umum.”

“Pemerintah bisa saja sudah memiliki Komputasi Kuantum, namun dirahasiakan.”

Rob Campbell mengatakan “jika ada saat ini Badan Pemerintah Oposisi mengumpulkan Data Terenkripsi, mereka bisa mendekripsinya di kemudian hari ketika sudah ada kekuatan Komputer Kuantum yang sudah mumpuni.”

6. Tanggapan Agresif datang dari Divesh Aggarwal, Associate Professor in the Department of Computer Science di NUS / CQT

Melalui Penelitian Divesh Aggarwal dan Timnya, mereka memprediksi Bitcoin dapat diretas secara mudah dengan Komputer Kuantum pada tahun 2027.

Journal : https://www.ledgerjournal.org/ojs/index.php/ledger/article/view/127

Menyatakan Skema Elliptic Curve Signature pada Bitcoin adalah yang paling rentan untuk diretas.

7. Miruna Rosca, Peneliti Kriptografi di Bitdefender, pada saat itu mengatakan Komputer Kuantum yang cukup hebat adalah Komputer Kuantum Bristlecone milik Google yang berkekuatan 72 Qubit.

Miruna Rosca mengatakan bahwa diperlukan kekuatan 4.000 Qubits untuk bisa meretas Algoritma Kriptografi yang dimiliki manusia saat ini, seperti SHA256 yang digunakan pada Bitcoin.

Prosesor Komputer Tradisional yang kita gunakan saat ini, bergantung pada Komponen penting yaitu Transistor yang bersifat Semikonduktor, yang materialnya biasanya adalah Germanium, Silikon, ataupun Gallium Arsenide.

Informasi Komputer disimpan dengan notasi 1 dan 0 alias bilangan binary (binary digit/bit).

Bilangan yang mewakili keadaan benar-salah atau nyala-mati.

Bilangan desimal 1 misalnya, disimpan dengan bilangan binary 000 dan bilangan desimal 7 disimpan dengan bilangan binary 111.

Perpaduan dari sejumlah bilangan binary itulah yang menghasilkan Data dan Informasi di Komputer.

Sedangkan pada Komputer Kuantum, menggunakan mekanise superposisi untuk mencapai kombinasi linear dari 2 status.

Bit biner klasik hanya dapat mewakili satu nilai biner, seperti 0 atau 1, yang berarti bahwa nilai biner hanya dapat berada dalam salah satu dari dua kemungkinan status. Namun, kubit dapat mewakili 0, 1, atau proporsi 0 dan 1 dalam superposisi kedua kondisi, dengan beberapa probabilitas tertentu sebagai 0 dan probabilitas tertentu lain sebagai 1.

Sedangkan pada Komputer Kuantum, Notasi 1 dan 0 bisa diolah sekaligus pada saat yang bersamaan, bukan bergantian.

Satuan informasi terkecil disebut Qubit (Quantum Bit), dan kemampuan lebih olah informasinya disebut dengan “Quantum Superposition”.

Karena inilah Data dan Informasi pada Komputer Kuantum bisa berlangsung Ribuan kali lipat dibandingkan Komputer biasa.

VIDEO



8. Alexander Lvovsky, Pakar Fisika di Universitas Oxford, memiliki anggapan yang hampir sama dengan Divesh Aggarwal.

“Komputer Kuantum adalah ancaman terhadap semua jenis Keamanan Digital, di mana ada penerapan Kriptografi Public Key di dalamnya.”

“Blockchain juga tidak dapat mengelak, karena ada aspek anonimitas di dalamnya. Blockchain hanya dilindungi oleh Kriptografi Public Key.”

“Jika di pengelolaan layanan perbankan biasa masih ada keterlibatan manusia, seperti melalui penggunaan kartu debit dan ATM, di Blockchain Anda tidak perlu sebagai manusia untuk dapat menggunakannya”

9. Nickolas Farina, CEO EeroQ Quantum Hardware. mengatakan : “Peranti keras komputer saat ini dapat dikatakan tidak berarti. Algoritma di Komputer Kuantum yang dianggap mampu mengancam Kriptografi pun belum kukuh, namun meningkat cukup cepat. Kita tak perlu panik, namun harus terus mengikuti perkembangannya yang mungkin lebih cepat daripada apa yang Anda bayangkan”

10. Jesse Lund, VP Blockchain and Digital Currencies di IBM, pada acara IBM Think 2019. mengatakan bahwa “Komputer Kuantum dapat mengungkap Private Key yang mengendalikan Wallet Kripto dengan cara meretas Public Key”

“Public key Anda menjadi sangat Rentan dan saya pikir ini adalah ancaman yang Dekat dan Nyata.”

“Bitcoin merupakan pembukuan / ledger terbuka, sehingga siapapun bisa melihat Public Key mana yang menyimpan dana terbesar.”

“Seseorang dapat mengincar Public Key dengan dana besar, lalu menggunakan Komputer Kuantum untuk mengungkap Private Key dari Public Key.”

Jesse Lund meyakini setidaknya setengah dari semua Blockchain yang ada terbuka terhadap Serangan ini.

WORLD ECONOMIC FORUM (WEF)

World Economic Forum (WEF) tentu tidak luput mengangkat topik ini dengan Serius.

“Komputer Kuantum mengancam Kriptografi Asimetris yang banyak digunakan saat ini. dimana Perusahaan dan Ekonomi Digital sangat bergantung pada sistem Kriptografi itu”, tulis WEF dalam laporannya.

Menurut WEF, sejumlah penelitian saat ini belum bisa merancang penangkal ampuh jika Komputer Kuantum semakin canggih.

“Jika Komputer Kuantum kelak mampu menebas Sistem Kriptografi Asimetris, sebelum Ekosistem Digital telah mencapai transisi yang diperlukan untuk menangkalnya, maka itu akan menciptakan Resiko Keamanan Cyber yang besar”

Sejumlah Komputer Kuantum saat ini menggunakan hasil modifikasi Algoritma Shor yang diciptakan oleh Peter Shor pada tahun 1994 agar Private Key semakin sulit untuk diretas.

VIDEO :


Selain Algoritma Shor, kini Sejumlah Ilmuwan dikabarkan sedang mengembangkan sebuah Algoritma Post-Quantum yang memungkinkan untuk ditanamkan ke dalam Blockchain.

Algoritma yang diklaim sulit diretas oleh Komputer Kuantum sekalipun.

VIDEO :

Hal ini kelak menjadikan Kriptografi tahan Kuantum sebagai persoalan Keamanan Nasional dan menjadi Isu Global yang sangat penting.

Komputasi Kuantum ini ibarat Pedang Bermata Dua, yang di satu sisi bisa dimanfaatkan oleh Pakar Kriptografi untuk Keamanan Informasi, dan disisi lain bisa dimanfaatkan oleh Peretas.

Informasi yang Tahan Kuantum akan tahan terhadap Serangan yang dimana Peretas mencegat Pengiriman Informasi tanpa harus Mendekripsi Kuncinya (man in the middle)

Sejumlah Proyek Blockchain mengklaim sudah menerapkan teknik tahan Kuantum.

Namun, sebelum ada Algoritma tahan Kuantum yang terbukti dan diterima oleh komunitas Akademis, maka tidak ada jaminan proyek-proyek Blockchain tersebut benar-benar tahan Kuantum.

Untuk pembaharuan Blockchain, diperlukan persetujuan dari Mayoritas Komunitas.

Selain itu, jika terjadi pembaruan Blockchain tahan Kuantum, Wallet yang belum tahan Kuantum akan rentan diserang.

Potensi Ancaman tersebut menekankan, meskipun Komputer Kuantum diperkirakan baru akan muncul 10 tahun lagi, namun untuk meriset Teknologi tahan Kuantum ini tetap menjadi Prioritas untuk meminimalisir Resiko terjadinya Bencana Keamanan Data.

UPDATE

Awal Tahun 2022, Laporan baru muncul dari Mark Webber, Sarjana dari University of Sussex, Arsitek Quantum di Universal Quantum.

Masih dengan konteks yang sama, Mark Webber bersama Timnya mempublikasi Laporan yang menyatakan Bahaya Komputer Kuantum terhadap Kripto.

Laporan tersebut menyatakan bahwa Super Komputer tercepat dan paling Efisien di Dunia, IBM Supercomputer, dapat memecahkan Algoritma SHA-256 Bitcoin.

Namun Laporan tidak mengatakan dengan jelas mengenai waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses pemecahan.

Mereka mengatakan bahwa hanya Super Komputer dengan kekuatan pemrosesan lebih dari 317 Qubits yang bisa memecah Algoritma SHA-256 dalam 1-2 Jam.

Sedangkan saat ini, Prossesor Quantum terbaru IBM adalah Eagle dengan kemampuan 127 Qubits.

IBM Eagle :

Namun jika melihat penjelasan Dragos Ilie & Miruna Rosca Rosca diatas, yang mengatakan diperlukan kekuatan 1.500-4.000 Qubits untuk bisa meretas Algoritma Kriptografi yang dimiliki manusia saat ini, seperti SHA256 yang digunakan pada Bitcoin.

Bagaimana dengan IBM Development Roadmap dibawah ini ?

2022 Development Roadmap : https://www.ibm.com/quantum/roadmap

VIDEO :

    Random Forex Contents :

    Random Crypto Contents :

    Random Privacy Contents :