Seorang Investor Warga California, Mark Young, bersama dengan Roche Freedman LLP dan Schneider Wallace Cottrell Konecky LLP, mewakili Investor Solana lainnya, telah mengajukan Gugatan Class Action di Pengadilan Distrik Amerika Serikat untuk Distrik Utara California, terhadap Solana Labs, Solana Foundation, CEO dan salah satu pendiri Solana, Anatoly Yakovenko, Perusahaan Modal Ventura Multicoin Capital, salah satu Pendiri dan Mitra Pengelola Multicoin Capital, Kyle Samani, dan Platform Perdagangan Aset Digital FalconX.
Mark Young yang membeli Token Solana antara Agustus dan September 2021, mengatakan bahwa para terdakwa mempromosikan dan menjual Token sebagai Sekuritas yang tidak terdaftar.
Mark Young juga mengklaim bahwa Token tersebut memenuhi 3 karakteristik sebagai Sekuritas berdasarkan Howey Test.
Howey Test adalah tes yang dibuat oleh Mahkamah Agung AS untuk menentukan apakah sebuah transaksi tertentu memenuhi syarat sebagai Kontrak Investasi.
Lebih Detail : Penjelasan mengapa Kripto dianggap sebagai Sekuritas
Berdasarkan Pengaduan : “Terdakwa mendapatkan Keuntungan besar melalui Penjualan Sekuritas Solana kepada Investor Retail di Amerika Serikat, yang melanggar Ketentuan Pendaftaran undang-undang Sekuritas Federal dan Negara Bagian, dan Investor telah menderita Kerugian yang sangat Besar.”
Mark Young juga mengatakan bahwa Multicoin Capital dan Kyle Samani bukanlah Investor Pasif, namun lebih terlibat dalam Ekosistem Solana.
Kedua belah pihak mempromosikan Solana, dengan Multicoin Capital memimpin Putaran Pendanaan Seri A pada Juli 2019.
Mark Young mencatat bahwa Multicoin Capital dan Kyle Samani menghasilkan Keuntungan besar setelah Promosi Token Solana.
Kutipan dari Dokumen Pengadilan : “Terdakwa Multicoin Capital melepas Jutaan Dolar Sekuritas Solana pada Investor Retail seperti Penggugat dan mendapat untung besar dari Promosi Sekuritas Solana yang tidak terdaftar. untuk melepas Sekuritas Solana, mereka telah menggunakan Meja Perdagangan OTC seperti FalconX untuk bertindak sebagai Pialang untuk Penjualan sejumlah besar Sekuritas Solana.”
Gugatan lebih lanjut menentang perihal Desentralisasi (tidak terpusat) dengan mengatakan bahwa Jaringan Solana “sangat terpusat”, merujuk pada Pemadaman Jaringan yang memang telah terjadi berulang kali dalam beberapa waktu terakhir.
Pada bulan September 2021 lalu, Solana Down hampir 17 jam karena kewalahan menangani lalu lintas yang berasal dari peluncuran Token DeFi.
Kemudian Pada bulan April tahun ini, jaringan kembali mengalami Downtime selama 7 jam, diikuti oleh Downtime lainnya pada 1 Juni yang berlangsung selama 4 jam.
Tidak lama setelahnya, Solana mengumumkan Peluncuran Fitur baru untuk meningkatkan Stabilitas Jaringan.
Para Developer berusaha untuk menstabilkan Operasi di sekitar Protokol Datagram Pengguna / User Datagram Protocol (UDP) yang ada di Platform.
Protokol Google QUIC akan menggantikan UDP dalam pembaruan baru untuk menghentikan Bot yang mengirim Lalu Lintas dalam jumlah tak terbatas.
Google QUIC adalah Jaringan Lapisan Transport Terenkripsi yang dirancang untuk membuat lalu lintas HTTP lebih cepat, lebih aman, dan lebih efisien.
Protokol ini sering digunakan oleh Aplikasi dan Layanan yang membutuhkan Layanan Online cepat.
Dan baru-baru ini juga, Solana mengumumkan Ponsel Kripto besutannya yang akan menetapkan Standar baru untuk Pengalaman Web3 di Seluler.
Terkait :
- Bugs pada Blockchain Solana menyebabkan Downtime selama 4 Jam
- Pembaruan Solana untuk Mengurangi Aktivitas Bot dan meningkatkan Stabilitas Jaringan
- SAGA : Ponsel Kripto besutan Solana yang akan menetapkan Standar baru untuk Pengalaman Web3 di Seluler
HARGA SOLANA SAAT INI :
HARGA BITCOIN SAAT INI :
HARGA ETHEREUM SAAT INI :
Tertarik untuk memiliki Aset Kripto Solana, Bitcoin, atau Ethereum ? Anda bisa membelinya di Binance, Tokocrypto, dan Indodax, 3 Bursa Kripto yang saat ini paling banyak digunakan oleh Investor / Trader di Indonesia.
Atau tertarik untuk Trading Aset Kripto ? silahkan cek DISINI.