Benar saja, sesuai kesimpulan sebelumnya, yang dimana skenario resiko adalah penurunan ke kisaran Area 35.000 hingga 29.000, bulltrap pada kisaran 42.000-45.000, dan penembusan area 46.000 sebagai pertimbangan indikasi recovery.
Menariknya, sentimen positif terhadap Bitcoin kembali ramai bersamaan dengan pergerakan BTC/USD yang menembus level 46.000 sejak 28 maret kemarin. dan sayangnya penguatan tersebut telah terhantam hampir 50% ke area 26.500 saat ini ditulis.
Faktor terdekat dengan kondisi kripto saat ini adalah data inflasi AS.
Inflasi yang turun telah menggambarkan efek peningkatan suku bunga acuan telah berhasil dan berpotensi akan memicu kenaikan suku bunga acuan lanjutan.
Bahkan bank sentral Amerika diprediksi akan masih meningkatkan lagi suku bunga acuan dengan target tahun ini mencapai 2% hingga 3% (naik drastis dari sebelumnya 0,25%)
Kondisi ini dapat berdampak negatif terhadap kripto karena akan memicu banyaknya dana yang keluar dari aset beresiko terutama Kripto, dan pindah ke dolar AS.
Bisa terlihat dari penurunan drastis yang terjadi dalam 7 hari terakhir, dimana Bitcoin telah turun lebih dari 25% dan Ethereum lebih dari 30%
Dan bahkan menurut Mayoritas Analis, penurunan ini masih belum selesai jika mengingat Riwayat Penurunan sebelumnya.
Penurunan yang terjadi saat ini, tidak hanya sedang terjadi pada aset kripto, ini juga terjadi bersamaan dengan koreksi yang terjadi di mayoritas pasar saham.
Seperti misalnya indeks Nasdaq dan Dow Jones yang juga mengalami koreksi tajam sejak pernyataan dari bank sentral Amerika terkait suku bunga acuan.
Terakhir kali kondisi ini terjadi pada 2014 lalu, dimana bear market kurang lebih terjadi selama 2 tahun sebelum kembali pulih.
Oleh karena riwayat ini, maka tidak heran jika saat ini banyak analis yang memprediksi aset kripto masih akan melanjutkan penurunan.
Prediksi ini juga didukung oleh lembaga penelitian Huobi dengan laporan-nya yang berjudul “Is Another Black May Coming”. laporan bisa dilihat DISINI
Huobi memprediksi bahwa dengan kondisi seperti ini Bitcoin bisa turun mencapai $25,000 hingga $20,000.
Laporan menyatakan, “Bitcoin belum mencapai harga terendahnya untuk saat ini, investor lebih baik menunggu dulu sebelum membeli lagi.”
Acuan yang menjadi dasar dari pernyataan ini adalah beberapa data onchain, salah satunya adalah data Net Unrealized Profit Loss atau NUPL yang dikeluarkan oleh CryptoQuant.
Melalui laporan ini, CryptoQuant juga mengatakan bahwa “Investor saat ini sedang berada di fase fear atau kekhawatiran dengan kondisi mayoritas portofolio masih lebih banyak yang untung dibandingkan rugi namun bedanya sangat kecil.”
“Dari data pergerakan sebelumnya, bisa kita lihat bahwa saat koreksi Bitcoin terjadi, indikator NUPL berubah menjadi warna jingga (menandakan harapan atau kekhawatiran), jadi jika pergerakannya sama, maka kemungkinan besar Bitcoin bisa turun ke $15,000 yang sesuai dengan analisis teknikal untuk turun ke $12,200” ujar Hasegawa, Analis di Huobi.
Benjamin Cowen, Analis dan CEO di Into The Cryptoverse juga menyetujui pernyataan tersebut dan menyatakan bahwa masih ada kemungkinan Bitcoin akan turun lebih jauh.
Benjamin Cowen menyatakan bahwa data ROI atau Return on Investment selama satu tahun terakhir menunjukkan bahwa masih ada potensi koreksi lanjutan.
Pernyataannya mengacu pada data yang disediakan oleh CoinMetrics dalam bentuk grafik yang terlihat pada satu tahun terakhir terkait keuntungan investasi Bitcoin.
Terlalu banyak data dan kejadian yang semakin menggambarkan jika tekanan hebat sedang terjadi pada kripto secara keseluruhan, oleh faktor-faktor yang berpengaruh signifikan mulai dari dampak konflik Rusia-Ukraina, gempuran regulasi di berbagai negara, semakin tingginya keraguan komunitas kripto terhadap desentralisasi, runtuhnya salah satu aset kripto Terra (LUNA), dan masih banyak lagi pemicu sentimen negatif lainnya. jadi saat ini memang sebaiknya wait and see.
LIVE BTC/USD (D1)
Tertarik untuk Trading Aset Kripto ? silahkan cek DISINI.