Tidak dapat dipungkiri, Balance Management adalah salah satu kunci keberhasilan dalam Trading Forex, dan dari sekian banyaknya upaya dalam menerapkan Balance Management, kali ini akan membahas mengenai Stop Loss dan Trailing Stop.
Stop Loss (SL)
Merupakan pengaturan penutupan posisi secara otomatis ketika pergerakan harga telah mencapai level tertentu, yang tujuannya adalah untuk membatasi kerugian.
Contoh : anda membuka posisi buy pada EUR/USD di harga 1.1250, dan mengatur stop loss di harga 1.1200, ini berarti posisi akan tertutup secara otomatis jika pergerakan harga telah menyentuh 1.1200, dengan batas kerugian 50 pips.
Stop Loss Plus (SL+)
Opsi untuk menjaga profit yang sedang berjalan, yaitu pemindahan stop loss ketika posisi sudah dalam kondisi profit.
Contoh : anda membuka posisi buy pada EUR/USD di harga 1.1250 dengan target profit 1.1300 dan stop loss pada harga 1.1200
Ketika pergerakan harga sudah mendekati area take profit misal sudah berada di 1.1280, maka pindahkan stop loss yang awalnya berada pada level harga 1.1200 misal ke 1.1260, maka ini mengartikan anda sudah mengunci profit sebesar 10 pips.
Trailing Stop
Pernah mengalami kondisi dimana saat take profit sudah akan tersentuh, tiba-tiba terjadi pergerakan berbalik arah yang signifikan dan malah menyentuh stop loss ? jika pernah, seharusnya fitur trailing stop ini yang mencegah kondisi tersebut.
Mirip seperti SL+ yang bertujuan untuk mengunci profit, perbedaannya adalah tidak perlu melakukan pemindahan stop loss secara manual, trailing stop akan memindahkan stop loss secara otomatis.
Jika posisi buy, maka stop loss akan ikut bergerak naik ketika kenaikan harga telah melewati level order, dan sebaliknya ikut bergerak turun ketika penurunan harga telah melewati level order, pergerakan atau pemindahan stop loss terjadi sesuai jarak pips yang ditentukan.
Baca Juga : 3 Hal Penting dalam menentukan posisi Stop Loss
Semoga bermanfaat, Happy Trading & Good Luck!