Trading dengan Broker Terbaik

Apa sih acuan membuka Posisi Trading ? Buy atau Sell ?

29 November 2019 ()

Pastinya anda harus mengerti dulu bagaimana pasar bekerja, apa dan siapa yang membuat harga bisa bergejolak, pergerakan harga di pasar dipengaruhi oleh berbagai pihak mulai dari pemerintah, bank-bank sentral, perusahaan-perusahaan multinasional, hingga individual yang memiliki aset besar.

Pergerakan terjadi berdasarkan tingkat penawaran & permintaan / supply & demand, jika permintaan atau demand naik, dan ketersediaan barang / supply tidak mencukupi, maka kelangkaan barang akan menjadikan harga naik.

Sebaliknya jika permintaan atau demand turun dan tetap, dan ketersediaan barang / supply menumpuk, maka penumpukan ini akan menyebabkan harga turun.

Contoh : saat harga EUR/USD (harga Euro terhadap Dolar AS) sedang turun, belum tentu ini mengartikan USD sedang menguat, bisa saja ini karena ketersediaan Euro yang sedang menumpuk, sedangkan permintaan untuk Euro menurun.

Mekanisme transaksinya terjadi dari trader ke broker, dari broker diteruskan ke broker lain yang lebih besar, barulah kemudian diteruskan ke bank-bank besar atau institusi keuangan besar dimana harga terbentuk.

Disamping supply & demand, pergerakan harga juga dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor fundamental sepertinya misalnya data ekonomi atau kondisi perekonomian suatu negara, gejolak politik, hingga bencana alam, dsb.

Acuan membuka Posisi Trading

Tentu dibutuhkan kemampuan untuk menganalisa kemana pergerakan harga selanjutnya, bukan asal tebak, pergerakan harga di pasar murni terjadi atas dasar penjelasan diatas, jadi tidak bisa sembarangan asal Buy & Sell.

Secara umum, Analisa Trading Forex terbagi dalam 2 jenis, yaitu Teknikal & Fundamental.

(1) Analisa Teknikal adalah analisa yang dilakukan berdasarkan pola pergerakan harga untuk menentukan prospek membuka posisi trading, sedangkan (2) Analisa Fundamental adalah analisa yang dilakukan berdasarkan berbagai hal yang terkait dengan aktivitas ekonomi global, seperti misalnya tingkat suku bunga suatu bank sentral, inflasi, dsb, termasuk bencana alam dan gejolak politik, intinya berbagai hal yang bisa memberikan pengaruh besar terhadap pergerakan pasar. 

Pengguna Analisa Teknikal berpandangan bahwa analisa cukup dilakukan berdasarkan pola pergerakan harga, sedangkan pengguna analisa Fundamental memiliki keyakinan jika pergerakan harga disebabkan oleh kondisi ekonomi global.

Tidak ada jenis Analisa terbaik, baik Teknikal maupun Fundamental, tidak ada mana yang lebih bisa diandalkan, keduanya saling melengkapi, repot jika harus mempelajari semuanya ? memang itulah pengorbanan trader yang paling mendasar.

Analisa Teknikal

Analisa teknikal sangat melekat dengan penggunaan indikator sebagai alat bantu, 3 indikator paling mendasar dalam trading adalah (1) Moving Average (MA), (2) Moving Averages Convergence Divergence (MACD), dan (3) Relative Strength Index (RSI)

1. Moving Averages

Cara menggunakan Moving Average (MA) ini terbagi dalam beberapa cara sesuai strategi trading, 2 jenis MA yang umum digunakan adalah :

  • SMA (Simple Moving Average)
  • dan EMA (Exponential Moving Average)

Dibawah ini adalah contoh penggunaan SMA dengan pengaturan : 

  • 1 SMA periode pendek (10) / Garis Biru
  • 1 SMA periode panjang (20) / Garis Merah

Saat SMA berperiode pendek (Garis Biru) mulai memotong SMA berperiode panjang (Garis Merah) dari bawah keatas, maka ini merupakan sinyal untuk membuka posisi buy (berpatokan pada ma periode pendek)

Periode MA ini perlu disesuaikan dengan durasi atau jangka waktu rencana posisi trading untuk menghindari kesalahan sinyal. 

Trader harian biasanya akan menggunakan EMA 200 dengan 3 timeframe, yaitu H1, H4 dan D1, kemudian menunggu trend searah pada 3 timeframe ini untuk membuka posisi sesuai sinyal EMA 200.

Baca Juga : Perbedaan SMA, EMA dan WMA.

2. MACD (Moving Averages Convergence Divergence)

Merupakan turunan dari indikator Moving Averages, yang secara default menggunakan :

  • 1 EMA 12 / Garis Biru
  • 1 EMA 26 / Garis Merah
  • 1 EMA 9 (Konfirmator)

Saat EMA 12 memotong EMA 26 dari bawah keatas, maka itu menandakan sinyal untuk membuka posisi buy, dan sebaliknya merupakan sinyal untuk membuka posisi sell jika EMA 12 memotong EMA 26 dari atas kebawah

3. RSI (Relative Strength Index)

Indikator ini digunakan untuk menentukan kondisi pasar sedang Overbought atau Oversold, dengan range 0 sampai 100, di mana saat garis menyentuh range 70 ke atas maka bisa disimpulkan bahwa pasar sedang overbought, sebaliknya saat garis menyentuh skala 30 ke bawah maka pasar sedang dalam kondisi oversold.

Contoh : Saat kondisi pasar sedang uptrend, di mana garis akan berada di area range 70 keatas selama waktu berkelanjutan cukup panjang garis bergerak turun ke range 50 lalu kembali merangkak naik, maka ini merupakan sinyal untuk membuka posisi buy.

Semakin kecil pengaturan periode RSI, maka akan semakin sering sinyal dihasilkan, default periode RSI adalah 12, biasanya trader harian dengan timeframe H1 dan H4 akan menggunakan periode 9, sedangkan scalper yang menggunakan timeframe M5 s/d M15 akan menggunakan periode 7, dan trader jangka menengah / panjang akan menggunakan periode 12 s/d 25.

Baca Juga : Saran jika menggunakan Indikator RSI dalam Trading

Beberapa Indikator lainnya adalah :

Dan masih banyak indikator lainnya yang dapat digunakan untuk memaksimalkan proses analisa, beberapa indikator diatas adalah yang paling umum digunakan oleh para trader.

Serta penting juga untuk memahami Divergensi Indikator, yaitu sebuah kondisi berlawanannya pergerakan harga yang terjadi dengan apa yang ditunjukkan oleh indikator, lebih lanjut mengenai divergensi indikator silahkan baca DISINI.

Pada prakteknya, tidak semua trader melakukan analisa teknikal dengan bantuan indikator, ada juga trader yang chartnya sangat bersih alias tidak menggunakan indikator sama sekali, trader seperti ini cenderung hanya mengandalkan pola pergerakan harga untuk melakukan analisa, seperti yang sudah dibahas pada panduan trading part 1 mengenai Arti 24 Pola Candlestick dalam Trading Forex, atau sering juga hanya akan menggunakan 1-2 indikator saja sebagai konfirmator, bukan sebagai acuan utama.

Beberapa contoh Teknikal :

Analisa Fundamental

Analisa ini benar-benar seperti mengambil kuliah, mau tidak mau anda harus mempelajari hal-hal yang bisa mempengaruhi perekonomian global, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang yang anda tradingkan, karena pada faktanya memang sangat banyak hal-hal yang bisa menggoncang sebuah nilai tukar mata uang, bahkan rumor sekalipun.

Terlepas dari berbagai peristiwa yang sifatnya tidak menentu, baik waktu maupun tingkat pengaruhnya, seperti gejolak politik, bencana alam, dsb. yang paling bisa anda perhatikan adalah kalender ekonomi atau jadwal rilis data ekonomi yang sifatnya rutin.

Salah satu contoh situs kalender ekonomi yang digunakan oleh banyak trader adalah ForexFactory.com.

Dan untuk mendapatkan statistik juga opini para pakar mengenai kondisi mata uang atau aset tertentu, anda bisa menggunakan situs Investing.com dan TradingView.com, yang tentunya juga bisa anda dapatkan disitus-situs media besar yang membahas ekonomi global seperti BlombergCNNYahoo Finance, dsb.

Beberapa contoh Fundamental :

Korelasi

Terlepas dari cara menganalisa, anda juga perlu memahami hal-hal yang sudah menjadi karakter konsisten sebuah mata uang atau aset, seperti misalnya Korelasi, yaitu kondisi dimana nilai tukar sebuah mata uang tertentu memiliki hubungan atau pengaruh dengan nilai tukar mata uang lainnya, termasuk juga dengan kondisi komoditas seperti misalnya emas, dll.

Silahkan Baca :

Semoga Bermanfaat, Happy Trading & Good Luck!

Tags : Forex Forex Basic Trading

    Random Forex Contents :

    Random Crypto Contents :

    Random Privacy Contents :